Selasa, 08 September 2009

My Class_ X-C

First time, feel weird with those people...
Ada yg heboh, lebai, super pendiam, ga mau negur negur orang, sombong, sok pinter, dan semacamnya
Ga asik lah

Tapi lama-lama,,
aslinya mulai keliahatan aslinya~~

Ribut
Suka heboh sendiri
Sering ngemojokin temen sekelas yang ngeselin (including me!!)

Apalagi kalo nggak ada guru

Kalo ketua kelas pergi nyari guru, pasti pas balik langsung dimarahin
Males belajar soalnya
hehehehe

But, I feel happy with this class
this class make me feel alive and always happy
no stress and depressed

Here's the member:

Rena Jamirin
Glorydea
Velda Sulianto
Nolfida
Sartika
Noviana Dewi
Yunita Dinintia (it's me!)
Noor Hadiah
Wulan Wijaya
Cindy Febrianti
Vebbie Sulistya
Sai Fortune Dewi Kalsum
Alfiah Noor Ramadhani
Yuliana Oktavianti
Percy Tambran
Saputra
Rizky Dwi Utomo
Muhammad Qodri Akbar
Bagus Ridho Kusuma
Farid Bagus
Meigie Auriska
Tirawati
Huan Aprian Wiharja
Sayyid Malik Ibrahim
Hendi Lim
Iin Faradina
Risky Anfasa Hasbi
Fiqhi Maulana
Pranajaya
Sachrin

Dan setiap orang memiliki kekhususan
Tukang ribut, tukang ngolok, tukang gossip, tukang belajar, dan tukang-tukang yang lain...

Senin, 07 September 2009

10 Best Culinary Place In The World

Ketika kita berbicara mengenai kuliner internasional, mungkin kepala kita akan langsung tertuju kepada Paris, atau Lyons, Prancis, yang memang terkenal dengan deretan cafe dan bistro dan berbagai tempat makan yang terkenal kelezatannya, atau mungkin Tokyo, Hongkong dan Shezhuan yang merupakan tujuan utama wisata kuliner asia.

Ternyata jika Anda hanya mengenal kota-kota tersebut, Anda salah besar, dunia mengenal beberapa kota unik dengan berbagai festival makanan yang menarik dan makanan yang tidak kalah nikmat dan mengundang selera untuk Anda cicipi. Jadi jika ada kesempatan untuk berwisata kuliner, kenapa tidak main ke tempat ini?



No.10 - Singapura

Setiap tahun di Bulan Juli, negara kota ini mengadakan Singapore Food Festival, yang akan menyajikan berbagai makanan lezat ala asia, termasuk ciri khas Singapura: Kepiting Saus Pedas. Silahkan mampir ke Clarke Quay atau Boat Quay yang merupakan tempat bersarangnya berbagai restoran dan kunjungi juga Chinatown Food Street dan Lau Pat Sat Festival Market untuk makanan lokal terbaik!

Restoran top di Singapura antara lain adalah One Rochesterm dan Lei Garden, dengan hidangan utama scallop dalam saus kacang hitam dan hiu panggangnya yang siap menanti anda!


No.9 - Edinburgh, Skotlandia

Bukan hanya karena adanya 3 restoran yang mendapat tiga bintang Michelin (Martin Wishart, Number One, dan The Kitchin), tapi juga karena Edinburgh adalah tempat bercampurnya berbagai budaya. Di mana-mana selalu ada pub yang ramah menanti, dan disetiap sudut kota selalu ada festival yang menanti anda. Dan yang paling seru adalah Taste of Edinburgh Festival, di mana anda akan menjumpai segala macam makanan Skotlandia dan semua minuman khas Skotlandia.

Ibukota Skotlandia ini memang surga bagi penggemar makanan, karena pasar, produsen makanan, rumah-rumah teh, pub dan hotel yang ada hampir semuanya berstandar tinggi


No.8 - Bologna, Italia

Urusan kuliner memang Bologna adalah kota yang sangat mengesankan. Kota yang terletak di dearah yang disebut La Grassa (yang artinya adalah lemak), merupakan janji tersendiri bahwa makanan yang ada akan sangat kaya cita rasa.

Daging babi (yang sayangnya haram) merupakan menu utama di kota ini, tapi tentunya yang paling terkenal di kota ini adalah produk daging awetan, seperti mortadella, cotechino dan prosciutto (yang tidak semuanya berbahan babi) dan juga berbagai pasta seperti tortellini, tagliatelli, paglia e fieno, dan juga parmigiano reggiano.

Untuk makanan klasik orang Italia, anda dapat jumpai di Al Pappagallo, dan untuk tortellini, dapat anda kunjungi Da Bertino. Sedangkan untuk merasakan kekayaan kuliner Italia, saatnya anda kunjungi pasar Via Clavature, yang menyajikan kekayaan kuliner Italia di depan Anda.


No.7 - Las Vegas, Nevada, Amerika

Las Vegas, memang terkenal dengan berbagai hal glamor dan judi, tapi tentunya, juga merupakan tempat yang akan menarik bagi anda yang ingin merasakan hidup mewah. Berbagai chef kelas dunia menganggap kota judi ini sebagai rumah kedua mereka: Gordon Ramsay, Mario Batali, Thomas Keller, dan Emeril Lagasse membuka cabang restoran terbaik mereka di kota ini. Guy Savoy (dengan daging sapi mudah panggang saus mentega), Commander's Palave (French toast ala New Orleans), Firefly untuk tapas ala Spanyol, dan juga Joel Robuchon yang berhasil meraih tiga bintang Michelin.

Pasar bahan makanan yang ada di Las Vegas, merupakan tempat sempurna untuk mencari bahan makanan berkelas.


No.6 - Ludlow, England

Kota yang sangat kecil ini (penduduknya hanya 10.000 orang), tapi memiliki jumlah restoran terbanyak (di luar London) yang mendapat penghargaan bintang Michelin. Jadi, bisa dibayangkan, Anda tidak harus antri untuk merasakan sajian kelas dunia di kota kecil ini. Bahkan siapa tahu, rumah di ujung jalan hotel anda adalah rumah salah satu chef kelas dunia.


No.5 - Palermo, Italia

Budaya kuliner Sisilia tercermin dengan sempurna dalam makanan khas kota Palermo. Ketika di kota ini, anda akan menikmati sayuran, ikan dan butiran gandum dengan berbagai rasa khas Mediterania dan Timur Tengah.

Palermo menawarkan makanan terbaik dari Sisilia, yang dapat anda temui di Il Mulinazzo dan Osteria Altri Tempi, yang menyajikan rasa klasik khas Sisilia seperti Vampaciucia c'Anciova, sajian pasta dengan tomat, anchovies dan anggur. Tentunya Focacce tidak boleh ketinggalan, roti yang digoreng dalam minyak sapi, dengan isi limpa dan paru-paru sapi. atau Arancini dengan anggur dan daging sapi terbaik.

Jika Anda sempat jalan-jalan (di tengah berbagai menu makanan yang tampak tidak ada habisnya), coba kunjungi Ballaro Market, yang akan membuat anda terpesona dengan berbagai bahan makanan segar khas Sisilia


No.4 - Gothenburg, Swedia

Mungkin Anda akan terkejut dengan jumlah restoran yang mendapat jumlah bintang Michelin di Swedia, tapi kenyataanya, Gothenburg memiliki lima restoran dengan anugerah bintang bergengsi untuk dunia kuliner ini: 28+, Basement, Fond, Sjömagasinet, dan Kock & Vin.

Kota terbesar di Swedia ini memang sangat memanjakan para penduduk dan pengunjungnya. Chef terbaik di dunia rata-rata tinggal di kota ini, dan seafood merupakan andalan dari kota dengan penduduk 500.000 orang ini.


No.3 - Luxembourg

Negara kecil yang tidak lebih dari 500.000 penduduk ini memiliki selusin restoran dengan anugerah bintang Michelin. Ibukota Luxembourg, Luxembourg City, yang hanya ditinggali 75.000 orang, memiliki beberapa restoran dengan 3 bintang Michelin. Negara yang mendapat pengaruh budaya kuliner dari Prancis, Belgia dan Jerman ini kaya sekali dengan ikan segar terbaik dan juga berbagai kreasi cake dan pastry yang siap menanti kedatangan anda


No.2 - Mougins, France

Kota kecil di selatan Prancis ini terkenal karena suhu yang pas untuk urusan perut. Penduduk yang hanya 16.000 orang, juga akan membuat kota kecil ini terasa sangat nyaman, apalagi kota kecil ini ternyata memiliki 50 restoran! Dengan sederet nama chef kelas dunia yang membuka restoran di kota kecil ini, tidak ada salahnya anda tinggal sejenak dan merasakan budaya perut kelas dunia!


No.1 - San Sebastian, Spanyol

Daerah Basque, Spanyol, merupakan daerah yang terkenal akan tapas, makanan kecil ala Spanyol dengan rasa yang luar biasa dan keunikan serta citarasa seksi khas Spanyol. San Sebastian, yang terletak di daerah Basque, merupakan kota yang disebut sebagai 'Pusat Budaya Tapas'

Di kota San Sebastian ini, ada minimal 3 restoran yang mendapat anugerah 3 bintang Michelon. Berbagai restoran di pelabuhan San Sebastian siap menyediakan seafood dengan berbagai gaya yang anda mau, gaya Chinese, Prencis, Italia, Jerman, atau Basque (bukan Spanyol, Basque!!)


*Bintang Michelin (Micheline Star) adalah penghargaan khusus untuk dunia kuliner yang memperhatikan makanan dari 5 aspek:
1. Kualitas makanan
2. Rasa dan cara masak
3. Personalitas dalam sajian
4. Nilai sajian
5. Konsistesi rasa sajian

Minggu, 06 September 2009

Cappucinno

Cappuccino is an Italian coffee drink prepared with espresso, hot milk, and steamed-milk foam. A cappuccino as such differs from a caffè latte in that it is prepared with much less steamed or textured milk than the caffè latte, with the total of espresso and milk/foam making up between approximately 150 ml and 180 ml (5 and 6 fluid ounces). The European cappuccino often differs in volume from the version found in US commercial coffee chains, as the coffee chain cappuccino is more often served as a 12 oz drink. A cappuccino is traditionally served in a porcelain cup, which has far better heat-retention characteristics than glass or paper. The foam on top of the cappuccino acts as an insulator and helps retain the heat of the liquid, allowing it to stay hotter longer.

The first espresso machines used to make cappuccino were introduced at the beginning of the 20th Century, with the first patent being filed by Luigi Bezzera of Milan in 1901. The beverage was used in Italy by the early 1900s, and grew in popularity as the large espresso machines in cafés and restaurants were improved during and after World War II. The cappuccino had developed into its current form by the 1950s.

The name Cappuccino comes from the Capuchin friars, who traditionally wore habits of similar colours.


Ingredients

Besides a shot of espresso, the most important element in preparing a cappuccino is the texture and temperature of the milk. When a barista steams the milk for a cappuccino, microfoam is created by introducing very tiny bubbles of air into the milk, giving the milk a velvety texture and sweetness. The traditional cappuccino consists of an espresso, on which the barista pours the hot foamed milk, resulting in a 2 cm (¾ inch) thick milk foam on top. Variations of the mixtures are usually called cappuccino chiaro (white cappuccino, also known as a wet cappuccino) with more milk than normal, and cappuccino scuro (dark cappuccino, also known as a dry cappuccino) with less milk (and typically more foam) than normal.

Attaining the correct ratio of foam requires close attention be paid while steaming the milk, thus making the cappuccino one of the most difficult espresso-based beverages to make properly. Moreover, a skilled barista may obtain artistic shapes while pouring the milk on the top of the espresso coffee. An essential step in steaming the milk is to remove ("blow") all water left as a result of previous steaming from the steam nozzle before introducing it into the milk.

Popularity

Cappuccino was traditionally a taste largely appreciated in Europe, Australia, South Africa, South America and some of North America. By the mid-1990s cappuccino was made much more widely available to North Americans, as upscale coffee bars sprang up.

In Italy, and throughout continental Europe, cappuccino was traditionally consumed early in the day as part of the breakfast, with some kind of sweet pastry. Generally, Europeans did not drink cappuccino with meals other than breakfast, preferring espresso throughout the day and following dinner. However, in recent years Europeans have started to drink cappuccino throughout the entire day. Especially in western-europe (UK, The Netherlands, Germany, Belgium) cappuccino is popular at cafés and terraces during the afternoon and in restaurants after dinner. In North America, a cappuccino is a popular after-dinner option served at many locations, including authentic Italian restaurants. In South Africa, a red cappuccino is made using Rooibos tea.

Iced Cappuccino

Cappuccino Freddo is the cold version of a cappuccino, where the drink usually has a small amount of cold frothed milk atop it. This drink is widely available in Italy. There is no ice in a cappuccino freddo in Italy. The term has also spread throughout the Mediterranean region where foam is added to the drink just before serving, often varying from the Italian original . International coffee houses' standards prohibit the preparation of hot milk foam over ice, since when done improperly, it is conducive to the rapid buildup of bacteria. In North America, however, the terms "Cappuccino Freddo" or "Iced Cappuccino", if offered, may be somewhat of a misnomer if the characteristic frothed milk is omitted in the iced variation. For example, at Starbucks, without the frothed milk the drink is called an iced latte. It is possible to froth cold milk using various methods and such preparation avoids the safety issues associated with hot foam and ice.

By the start of the 21st century, a modified version of cappuccino was being served by fast-food chains, such as Starbucks, offering sizes up to 600 ml (20 ounces). In recent years leading independent cafés have begun offering cappuccino in its traditional size (150-180 ml, 5-6 ounces) only - distinguishing them from other cafés and larger chains.



Coffee

Jenis-jenis kopi

Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingka
t keasaman. Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies kopi.

Varietas kopi arabica

Kopi dari spesies Coffea arabica memiliki rasa yang kaya daripada Coffea robusta. C. arabica memiliki banyak varietas. Tiap varietas memiliki ciri yang unik. Beberapa varietas yang terkenal meliputi:

  • Kopi Kolombia (Colombian coffee) - pertama kali diperkenalkan di Kolombia pada awal tahun 1800. Saat ini kultivar Maragogype, Caturra, Typica dan Bourbon ditanam di negeri ini. Jika langsung digoreng, kopi Kolombia memiliki rasa dan aroma yang kuat. Kolombia adalah penghasil kopi kedua terbesar di dunia setelah Brasilia. Sekitar 12% kopi di dunia dihasilkan di negara ini
  • Colombian Milds — Varietas ini termasuk kopi dari Kolombia, Kenya dan Tanzania. Semuanya adalah jenis kopi arabica yang telah dicuci.
  • Costa Rican Tarrazu — dari (en)"San Marcos de Tarrazu valley" di pegunungan di luar San José, Costa Rica.
  • Guatemala Huehuetenango — Ditanam di ketinggian 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
  • Ethiopian Harrar — dari Harar, Ethiopia
  • Ethiopian Yirgacheffe — dari daerah di kota Yirga Cheffe di provinsi Sidamo (Oromia) di Ethiopia.
  • Hawaiian Kona coffee — ditanam di kaki pegunungan Hualalai di distrik Kona di Hawaii. Kopi diperkenalkan pertama kali di kepulauan ini oleh Chief Boki. Ia adalah gubernur Oahu pada tahun 1825.
  • Jamaican Blue Mountain Coffee — dari Blue Mountains di Jamaika. Kopi ini memiliki harga yang mahal karena kepopulerannnya.
  • Kopi Jawa (Java coffee) — dari pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.
  • Kenyan — terkenal karena tingkat keasamannya dan rasanya.
  • Mexico - memproduksi biji kopi yang keras.
  • Mocha — Kopi dari Yemen dahulunya diperdagangkan di pelabuhan Mocha di Yemen.YemeniMocha. Jangan disalahartikan dengan cara penyajian kopi dengan coklat.
  • Santos - dari Brasilia. Memiliki tingkat keasaman yang rendah. (en) [1]
  • Sumatra Mandheling dan Sumatra Lintong — Mandheling dinamakan menurut suku Batak Mandailing di Sumatra utara di Indonesia. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatra utara. Sedangkan Kopi Gayo berasal dari Dataran Tinggi Gayo — Gayo adalah nama Suku Asli di Aceh — yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kopi Gayo disebut-sebut sebagai Organic Coffee terbaik di dunia.
  • Sulawesi Toraja Kalosi — Ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi adalah nama kota kecil di Sulawesi, yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Toraja adalah daerah pegunungan di Sulawesi tempat tumbuhnya kopi ini. Kopi dari Sulawesi ini memiliki aroma yang kaya, tingkat keasaman yang seimbang (agak sedikit lebih kuat dari kopi Sumatra) dan memiliki ciri yang multidimensional. Warnanya coklat tua. Kopi ini cocok untuk digoreng hingga warnanya gelap. Karena proses produksinya, kopi ini dapat mengering secara tidak teratur. Walau demikian biji yang bentuknya tidak teratur ini dapat memperkaya rasanya.
  • Tanzania Peaberry — di tanam di Gunung Kilimanjaro di Tanzania. "Peaberry" artinya biji kopi ini hanya satu dalam setiap buah. Tidak seperti layaknya dua dalam satu buah. Ini biasanya tumbuh secara alami pada 10% dari hasil panen kopi.
  • Uganda - Meskipun sebagian besar penghasil kopi robusta. Ada juga kopi arabica berkualitas yang dikenal sebagai Bugishu
Biji kopi biasanya dicampur untuk keseimbangan rasa dan kompleksitas aromanya. Salah satu campuran tradisional yang tertua adalah Mocha-Java, terdiri dari biji kopi yang sama namanya. Rasa coklat yang khas sangatlah cocok dengan Cafe mocha, yang merupakan minuman kopi yang dicampur dengan coklat. Saat ini campuran Mocha-Java biasa dicampur dengan varietas lainnya untuk menciptakan ciri khas yang unik. Banyak perusahaan kopi yang memiliki campurannya tersendiri.

Beberapa biji kopi sangatlah terkenal dan oleh sebab itu memiliki harga yang lebih mahal dari biji kopi lainnya. Jamaican Blue Mountain dan Hawaiian Kona mungkin adalah contoh yang baik. Biji kopi ini sering dicampur dengan biji kopi lainnya yang tidak seberapa mahal dan dengan itu nama campuran ini disebut blend (seperti "Blue Mountain blend" atau "Kona blend"), walau hanya sedikit biji kopi dari jenis itu yang digunakan.

Rasi Bintang

Bintang di langit malam yang cerah, kamu tentu pernah melihatnya. Tapi tahukah kamu bahwa bintang-bintang itu memiliki susunan yang khusus? Dan susunan itu telah dikenal sejak dulu kala. Sagitarius, Leo, Scorpio, atau apa nama bintang kamu?

Pernahkah kamu saksikan sendiri gugusan bintang-bintang itu di malam hari? Siapakah yang memberi nama bintang-bintang itu?
Kenapa rangkaian bintang-bintang itu diberi nama?

Rasi bintang atau untaian beberapa bintang di langit telah dikenal sejak 4000 tahun sebelum masehi. Saat itu rasi bintang di kaitkan dengan mitologi dewa-dewa dalam kaitannya dengan kepercayaan. Hingga kini Rasi Bintang yang resmi ditetapkan oleh Persatuan Astonomi Internasional berjumlah 88 buah. Nama rasi bintang sendiri adalah hasil kesepakatan yang diambil dari nama yang telah ada sebelumnya, misalnya yang diambil dari karya Ptolomeus berjudul ALMAGEST. Nama-nama rasi bintang kebanyakan berdasarkan mitologi Yunani
dan Romawi. Sebenarnya tiap daerah tentu punya nama nya sendiri-sendiri, sebagai contoh di Indonesia, bintang terang dalam rangkaian ORION, dikenal sebagai bintang WALUKU.

Rasi bintang juga bergantung di belahan bumi mana kita melihatnya, apa yang kamu lihat pada malam hari di bumi Indonesia ini, akan berbeda dengan apa yang sahabat kamu liat di belahan bumi Eropa sana. Dari banyak rasi bintang yang ada, terdapat 12 rasi yang dikenal dengan nama ZODIAK. Zodiak ini dikenal oleh bangsa Babilonia sejak abad 2000 SM. Dari zodiak inilah selanjutnya kita mengenal pembagian nama bintang berdasarkan kelahirannya. Dua belas rasi tersebut, adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces. Dan hal ini juga dikaitkan dengan kepercayaan bahwa bintang-bintang itu memberi pengaruh kepada kehidupan manusianya.

Tapi kamu tidak harus percaya, karena Zodiak ini sebenernya hanyalah penamaan 12 rasi dari banyak rasi yang tersebar di angkasa, yang kebetulan dilewati matahari setiap tahunnya. Karena sejak dulu orang menyadari bahwa kemunculan bintang di langit malam selalu pada saat waktu dan kondisi yang sama, maka mereka menggunakan rasi bintang sebagai alat penunjuk arah dan waktu. Seperti bintang WALUKU yang kita bicarakan tadi, adalah sebagai penanda mulainya masa tanam bagi para petani.

Juga bintang Salib (layang-layang) sebagai penunjuk arah selatan, dan bintang Beruang Besar (atau Gayung besar) sebagai penunjuk arah Utara. Para pelaut hingga kini juga masih menggunakan bintang sebagai pemandu arah dan juga untuk menentukan posisi kapalnya, alat yang digunakan pelaut dalam mengamati bintang tersebut adalah sextant. Ayo, kita kembali bersiap-siap menikmati langit malam yang cerah, amati beberapa rasi bintang yang menunjukkan arah, dan juga mungkin bintang kelahiran kamu

Translate Here!!